Pada tahun 2015, 2019 dan 2023 yang lalu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pernah merasakan dampak yang sangat buruk dari kebakaran hutan dan lahan. Selain menyebabkan kerugian material berupa terbakarnya lahan-lahan produktif dan kawasan hutan, termasuk lahan gambut yang mestinya terjaga kondisi tutupannya, juga menyebabkan merebaknya penyakit, khususnya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), serta terganggunya berbagai aktivitas kehidupan.
Dengan ditetapkannya status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Kotim berdasarkan surat keputusan Bupati Kotawaringin Timur Nomor 188.45/0402/huk.bpbd/2024, terhitung tanggal 5 Juli 2024 sampai dengan 2 Oktober 2024, maka OPD se Kabupaten Kotawaringin Timur, serta TNI- POLRI, BPBD, Manggala Agni, dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, baik dunia usaha, instansi terkait, dan masyarakat, diupayakan dapat menggerakkan seluruh sumber daya dan kemampuan dalam pencegahan dan penanganan karhutla di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Sehubungan dengan itu, Pemkab Kotim menggelar Apel Siaga dan Gladi Kesiapsiagaan Darurat Bencana Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2024. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Irawati, S.Pd., Kapolres Kotim AKBP Resky Maulana, serta unsur Forkopimda Kabupaten Kotim lainnya, Jumat (19/07/2024).
Kegiatan Apel tersebut dipimpin oleh Kapolres Kotim AKBP Resky Maulana. Secara simbolis AKBP Resky Maulana memasangkan alat keselamatan kepada pasukan yang akan bertugas, selain itu Kapolres Kotim juga membacakan pidato Bupati H. Halikinnor, S,H., M.M., pada giat apel ini.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika, melalui pantauan sensor modis (satelit Terra Aqua dan Suomi NPP), pada tahun 2024 ini untuk periode januari – juli tahun 2024 (sampai dengan tanggal 17 juli 2024), di Kabupaten Kotawaringin Timur terpantau hot spot sebanyak 61 titik. Selanjutnya, luas lahan terbakar di Kabupaten Kotawaringin Timur periode Januari sampai Juli 2024 seluas 0,83 ha. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa ancaman kebakaran hutan dan lahan masih ada. Terlebih lagi, saat ini sedang memasuki musim kemarau, dimana banyak lahan yang mengalami kekeringan dan mudah terbakar, ditambah dengan semakin sulitnya sumber – sumber air untuk kebutuhan pemadaman api jika terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Untuk mencegah karhutla, berbagai upaya telah dilakukan, seperti pengaktifan posko siaga kebakaran hutan dan lahan di BPBD Kabupaten Kotim dan juga pengaktifan pos lapangan (poslap) di 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Utara, Baamang dan Seranau, dengan melibatkan bhabinkantibmas, babinsa dan organisasi masyarakat peduli api/tim serbu api kecamatan, yang didanai oleh Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah.
“Saya berharap posko siaga dan poslap kebakaran hutan dan lahan ini dapat bekerja maksimal, efektif, dan efisien, karena akan fokus pada upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Patroli, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara persuasif dengan melibatkan semua pihak dari level atas hingga bawah menjadi salah satu langkah nyata kita dalam upaya pencegahan bencana kebakaran hutan dan lahan.” Ujar Bupati dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kapolres Kotim.
Dengan ditandainya pelaksanaan Apel Kesiapsiagaan Karhutla ini, maka secara resmi posko siaga darurat bencana karhutla di Kabupaten Kotawaringin Timur dinyatakan dikatifkan. “semoga Allah SWT selalu melapangkan jalan bagi kita semua dan semoga apa yang kita lakukan mendapat ridho dari Allah SWT.” harap Bupati dipenutup sambutannya.
Seusai Apel. Wakil Bupati, Kapolres Kotim, Serta kepala BPBD bergerak untuk memantau kesiapan alat, kendaraan serta pasukan yang akan bertugas dilapangan nantinya.