Habaring Hurung

Komitmen Penuh Pemkab Kotim Mencegah dan Menanggulangi Stunting

0 184

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) berkomitmen penuh untuk mencegah dan menanggulangi stunting dalam rangka mempersiapkan sumber saya manusia yang berkualitas, sebagai salah satu strategi menghadapi bonus demografi pada tahun 2030.

Perpres 72 Tahun 2021 mengamanahkan bahwa penanganan stunting melibatkan multi sektor sehingga diperlukan koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan pengawalan yang dilakukan dalam pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif oleh semua sektor dan pengawalan dalam implementasi di lapangan untuk memastikan bawha upaya yang dilakukan oleh semua sektor tepat sasaran, sampai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemkab Kotim turut serta dan berupaya menekan angka stunting melalui Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2024, yang dilaksanakan di Bapperida Kabupaten Kotawaringin Timur, Selasa (07/05/2024).

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018 angka prevelansi stunting di Kotim sebesar 48,84%, tertinggi di Kalimantan Tengah. Tetapi, pada tahun 2022 mengacu kepada sata Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari kementerian Kesehetan RI angka prevelansi stunting di Kotim sebesar 27,9% dan berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 angka prevelansi stunting naik menjadi 35,5%.

Dalam sambutan Bupati H. Halikinnor, S.H., M.M., yang dibacakan oleh Plt.Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Rody Kamislam menyebutkan bahwa hal ini harus menjadi perhatian bersama, semua pihak yang terlibat harus bersungguh-sungguh menjalankan program penurunan stunting yang menjadi tanggung jawabnya.

Sementara itu, mengacu pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim, jumlah balita pendek dan sangat pendek di Kotim sebanyak 1.943 anak (stunting) atau 18,5% dari total 10.526 balita yang diukur pasa bulan timbang Desember Tahun 2023. Sedangkan berdasarkan Pendataan Keluarga Tahun 2023 (PK 23), jumlah keluarga beresiko stunting sebanyak 20.319 keluarga atau 36,51% dari total 55.646 jumlah keluarga sasaran.

Rembuk stunting yang dilaksanakan Pemkab Kotim merupakan salah satu tahapan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi yang berujuan untuk membangun komitmen publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten/Kota; mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi; serta menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting.

“Melalui rembuk stunting pada hari ini saya berharap akan dapat menghasilkan inovasi program dan kegiatan dalam penanganan stunting di Kabupaten Kotim, dimana salah satunya adalah kegiatan Grebek Stunting yang telah dilaksanakan pada Desember 2023, berupa pemberian susu dan telur kepada sebanyak 2.167 anak balita.” Ujar Bupati dalam sambutannya.

Menutup sambutannya Bupati berharap kepada semua pihak agar bisa membangun sinergi baik itu masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha dan perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya untuk terus melakukan percepatan penurunan stunting secara konvergensi dan pendekatan keluarga agar kita dapat menciptakan generasi sehat, cerdas dan unggul.

Turut hadir dalam rembuk stunting tahun 2024 ini diantaranya, Ketua TP-PKK Hj. Khairiah Halikinnor, unsur Forkopimda, Asisten dan Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Kotim, Camat se Kabupaten Kotawaringin Timur, pimpinan/ketua organisasi profesi dan kepala Puskesmas se Kabupaten Kotawaringin Timur, dan undangan terkait lainnya.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan ditampilkan.